Harlah GP Ansor Ke 78 Tekad Perangi Kemiskinan

Harlah GP Ansor Ke 78, dijadikan sebagai momentum untuk menyatukan tekad alam memerangi kemiskinan. Gerakan pemuda ansor merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wawasan nasionalisme sehingga wacana tentang kemiskinan layang terus dikampanyekan. Ketua Umum GP Ansor menyampaikan sambutan pada pembukaan Expo IFIS di Solo, 14 JUli 2012 Solo (gp-ansor.org)-Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengukuhkan komitmennya untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Tekad tersebut tercermin dalam tema perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-78 GP Ansor, Memperkokoh Kebhinekaan, Mengentaskan Kemiskinan. Puncak perayaan Harlah ke-78 akan digelar di Stadion Manahan Solo, Senin (16/7), dalam sebuah acara Apel Besar yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mohammad Fatkhul Maskur,

Ketua Panitia Harlah Ansor mengatakan salah satu strategi dalam upaya menuntaskan kemiskinan adalah pengembangan layanan lembaga keuangan mikro. “Lembaga tersebut berasal dari inisiatif masyarakat dan peran bank-bank di sini adalah sebagai penguat,” kata Fatkhul Maskur, kepada Joglosemar, Sabtu (14/7). Sementara itu, Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid menilai kebutuhan finansial masyarakat Indonesia yang terlingkupi lembaga keuangan resmi masih minim. Pasalnya, masyarakat cenderung memercayai lembaga keuangan tidak resmi ketimbang yang resmi. “Saat ini hanya 19 persen masyarakat yang menggunakan lembaga keuangan maupun lembaga resmi. Sisa lebih cenderung ke lembaga keuangan tidak resmi,” paparnya disela-sela pembukaan Ekspo International Islamic Financial Inclusion Summit (IFIS) di Halaman Stadion Manahan Solo, Sabtu (14/7). Ekspo ini bagian dari rangkaian acara Harlah ke-78 GP Ansor. ”Sistem keuangan seperti yang digulirkan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) memberi pengaruh besar bagi perkembangan ekonomi masyarakat. Di mana bisa mendapat kucuran dana Rp 300-400 juta, yang Rp 100 juta digunakan untuk Sistem Pinjaman Perempuan (SPP) dan itu membantu masyarakat untuk mengembangkan usahanya,” ungkap dia. Lebih lanjut, sistem keuangan Indonesia masih  kalah jika dibandingkan dengan Malaysia. Sebanyak 60 persen masyarakat Malaysia memiliki tabungan di bank. Salah satu solusi yang bisa diambil dari permasalahan tersebut adalah dengan melakukan edukasi kepada masyarakat. Hal senada disampaikan oleh Wakil Walikota (Wawali) Solo FX Hadi Rudyatmo yang turut hadir dalam pembukaan pameran. Menurutnya, lembaga keuangan mikro dan perbankan dinilai lebih aman dan menjamin kesejahteraan masyarakat. “Memang saatnya kita mengedukasi kepada masyarakat agar lebih akrab dengan dunia perbankan. ” jelasnya.Rudy menambahkan, sampai saat ini masyarakat masih kesulitan untuk mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR). Stand IFIS Expo diisi beragam kerajinan, seperti souvenir dan batik.  Beberapa produsen kebutuhan pokok, seperti minyak goreng juga ikut dalam pameran tersebut, Harlah GP Ansor Ke 78.